Posts

Showing posts from 2019

Making easy Europe Trip

Banyak yang bilang buat itinenary Eropa itu ribet dan susah, apalagi terkendala rute yang membingungkan dan bahasa yang berbeda-beda ditiap Negara Uni Eropa. Teknologi sekarang ini yang dengan internet semua informasi bisa didapatkan dengan mudah, mulai dari rute perjalanan, pilihan tempat menginap, dan budgeting. Saya sendiri sudah dua kali membuat jadwal perjalanan Eropa dan semuanya berjalan lancar, kecuali memang hal tidak terduga seperti terlalu padat sehingga kelelahan, tempat atraksi yang ramai, dan macet di jalan. Hal tersebut sangat mungkin ditemui, tetapi disitulah enaknya traveling sendiri tanpa Tour yang diorganisir orang lain. Kapan mau tidur, kapan mau bangun, kapan mau makan, mau liat disini lebih lama, mau cepat meninggalkan tempat, semuanya kita yang atur. Istilahnya ya kita keluar uang ketempat yang kita suka, jadinya ya jalan-jalan ya puas. 😄 Langkah-langkah membuat jadwal perjalanan Eropa : 1. Siapa Dengan siapa anda pergi akan berpengaruh pada keseluruhan

VORSTELLUNGSGESPRÄCH (The Day) dan Pre Hospitasi di Rumah Sakit Jerman

Akhirnya setelah baca tips, nanya sana sini, nonton video, sampai juga hari dimana real Vorstellungsgespräch. Sebelumnya siap-siap baca tips penampilan yg umum, akhirnya memutuskan memakai blazer hitam, kemeja hitam corak putih, celana bahan, dan rambut diikat satu, sepatu kerja. Berangkat bener-bener awal bgt karena mau makan siang terlebih dahulu. Sampai disana, masih sekitar 1,5 jam sebelumnya janji, akhirnya memutuskan minum kopi di cafeteria. Kesan pertama RS bersih dan cukup besar. Lalu hal pertama adalah Tanya bagian informasi dimana letak ruangan sekretaris Chefarzt (Kepala Bagian Departemen). Sambil menunggu CA datang sekitar 20 menit setelah waktu yang dijanjikan, lalu dipanggil.  Masuk ke ruangan, ada juga Leitende Oberarzt (Kepala Dokter Spesialis) lalu dimulai dengan pertanyaan apa yang dilakukan saat ini? Saat itu agak sedikit kaget, karena memang sekarang hanya lagi kirim lamaran dan belajar ttg Medizin. Namun jawaban itu tidak memuaskan CA karena dia mengerutkan da

Road to be a doctor in Germany II

Hallo Kollegen, Kali ini mau Sharing tentang Fachsprachprüfung. Untuk menjadi dokter berlisensi resmi untuk praktek di Jerman memerlukan dua Ujian bagi dokter dari negara di luar Jerman dan Uni-Eropa. Kali ini mau sharing sedikit tentang Ujian Fachsprachprüfung. Ujian ini berbeda-beda tiap bagian sesuai dengan daerah tempat tinggal di Jerman. Dasarnya kita mendapat 3 bagian untuk anamnesa Pasien, menulis surat Dokter, dan menjelaskan Pasien ke Kollege lain. Untuk lulus ujian ini ditekankan mempunyai bahasa Jerman dengan level C1 dan kemampuan medis dasar sebagai dokter umum. Selain itu khusus di tempat Saya, ditanyakan 5 bahasa latin Medis dan harus kita jelaskan/artikan ke dalam penggunaan bahasa Jerman sehari-hari.  Pada Saat ujian bagian pertama, Saya mendapatkan pasien (Dokter yang menyamar jadi pasien), lalu memulai Anamnesa. Di Jerman, ada format Anamnesa seperti dari keluhan utama sampai ke Anamnese sosial. Lalu kita buat diagnosa dan diagnosa banding.  Memulai Tahap ke

Road to be a doctor in Germany

Pada saat Blog ini dibuat untuk membantu dokter umum di Indonesia yg ingin melanjutkan spesialisasi di Jerman. Saya sadar kita minim sekali informasi sehingga harus mengumpulkan informasi satu sama lain. Untuk itulah guna saya membuat blog ini supaya bisa memberikan Informasi. Saat mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi) sebagai Dokter Indonesia adalah hari yang paling membingungkan dalam hidup.  Jujur saya belum tahu, mau ngapain ya setelah lulus jadi dokter. Mendaftar spesialiasi? Bekerja di Rumah Sakit? Ambil Magister? Terus mau jadi spesialis apa? Saat sekolah, Saya selalu ingin menjadi dokter spesialis kulit. Kemudian Saat internship, Saya kok lebih tertarik jadi penyakit dalam. Pernah juga bahkan berpikir jadi dokter di Klinik Kecantikan atau ambil Magister Manajemen Rumah Sakit. Dan akhirnya diawali dengan ketidakyakinan sampai lah Saya di Jerman. Pengalaman pertama saya kenal bahasa Jerman adalah di Goethe Institut Jakarta. Saya les disana sampai A2 kira-kira 6 b